>> ketika sang mentari menebarkan sinarnya
tak ada satupun bagian dari dunia yang akan merasakan kedinginan lagi
memang itu bukan yang diinginkan ?
kilauan sinar yang menghidupi tiap sudut dunia
>> apa kabarmu hari ini ?
apakah matamu masih bisa terbuka untuk menikmati keindahannya ?
apakah lantunan suaramu masih bisa ku dengar ?
semoga masih ada lantunan itu meski hanya samar-samar
>> meski kau hanya terdiam tanpa jawaban
meski kau masih terpaku dalam angan
tapi aku merasa jiwamu tlah memulai sesuatu yang baru
>> aku tahu kau tak kan hanya berhenti
terpaku dan meratapi semua yang tlah terlewati
jiwamu terlalu kuat kalau hanya untuk berjalan di kerikil kehidupan
>> tak perlu waktu yang lama unutuk mengetahui apa yang akan terjadi
bahkan di bawah sadarku aku merasa dirimu mulai beranjak
memunguti secuil puing yang masih tersisa dalam benakmu
>> kau memulai pagimu, tebarkan seutas senyuman
itu bisa dikatakan senyuman indah
atau malah itu senyuman sinismu
senyuman sinis untuk badai kecil dimasa lalu
>> masa lalu ??
ya ! memang itu masa lalu
>> jika seseorang menanyakan seberapa lama masalalumu ??
kau tak perlu bingung untuk jawaban itu
karena 1 detik yang berlalu itulah masalalumu
>> entahlah orang akan mengatakan sejenis senyum apalah itu
tapi yang aku tahu senyuman itu mampu menepis dukamu
bahkan mungkin itu sejenis cokelat hangat yang membakar semangatmu
>> lalu kemanakah kau akan berjalan hari ini ??
ku kira kau takkan mau melewati jalan yang mulus disana
kau pasti akan memilih jalan yang berkerikil lagi
>> kau tak pernah memerlukan alat apapun untuk melewatinya
yang terpancar hanyalah secercah harapan kecil
harapan kecil yang terus mengembang karena terbakar sinar mentari
karena memang hanya itu yang kau miliki
>> aku salut akan hal itu
aku tak kan mencoba menghalangi jalan yang kau pilih
karena aku sudah tahu
jalan itulah yang menorehkan cerita kebanggaan di masa yang akan datang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar